Arsip Kategori: Doktrin Alkitabiah

Channel Belajar Bahasa Ibrani Gratis

Makhamadim adalah kata dalam bahasa Ibrani yang artinya “Menarik” yang berhubungan ketertarikan kepada lawan jenis. Kata ini hanya muncul satu kali di dalam Alkitab, yaitu di Kidung Agung 5:16.
Jika kata “makhamadim” diarahkan kepada nama orang, misalnya; Muhammad jelas “salah kaprah.” Paling tidak ada tiga alasan mengapa makhamadim bukan Muhammad.
Ditinjau dari segi “sofit” atau huruf akhiran menunjukkan perbedaan.
Ditinjau dari segi jumlah huruf konsonan menunjukkan perbedaan.
Ditinjau dari arti kata juga berbeda.
Simak penjelasannya dalam program “Belajar Bahasa Ibrani.”

Konsep Allah Bangsa-bangsa Adalah Berhala

Selamat pagi semua🙋🏽‍♂ apakabar❓

*Allah segala bangsa adalah berhala*

*[[1Tw 16:26/ITB]]* Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit.

ki kol elohe (semua allah-allah) ha ammim elilim (adalah pujaan (buatan) bangsa2 wa *Yahuwah* samayim asa (adalah pencipta langit).

Artinya…
*Yahuwah* adalah Allah pencipta langit dan bumi yang dikenal di dalam *Alkitab* . Allah yang dikenal di luar Alkitab adalah konsep berhala. *Tidak alkitabiah* jika konsep ke-Allah-an muncul dari bangsa Arab, bangsa India, bangsa China, dll.
Menurut Alkitab sebagai kitabnya-kitab, *Yahuwah* adalah pencipta langit dan bumi, *Yahuwah* yang lahir menjadi manusia Yesus menebus dosa semua manusia, yaitu; Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah setiap orang yang percaya padaNya sebagai juru selamat
Dan Allah bangsa-bangsa adalah berhala.📖✝🛐🎯❤🥰

Gbl. Firman Legowo sedang membaca Alkitab

#cumabacaAlkitab

Gereja Alkitabiah

Dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu, Filemon 1:2.

Apakah Gereja itu?

Ada paling tidak 2 tipe orang yang penulis perhatikan tentang bagaimana orang Kristen memahami.
Tipe pertama Gereja adalah sebuah bangunan gedung yang suci dan agung yang dibangun dengan mengubur tulang atau rambut “para rasul.” Area mimbar dianggap suci dan tidak sembarangan orang diperkenankan menginjaknya. “Perabotan2” suci sebagai alat “perjamuan suci” diletakkan di area mimbar yang suci.

Tipe kedua
Gereja bukanlah sebuah bangunan gedung melainkan “orangnya” namun pengertian ini hanya diaminkan dalam “pikiran.” Hampir sebagian besar umat Kristen setuju bahwa gereja bukan berwujud bangunan, gereja adalah kumpulan orang2 percaya. Namun fakta di lapangan berbicara lain, hati mereka mengartikan gereja adalah gedung bangunan. Terbukti, pergi bergereja yang memiliki bangunan gedung yang permanen, megah, mewah, karena dianggap rumah Tuhan. Bangga karenan gedung gereja sudah “berijin” “resmi,” Tata ruang dan tata panggung dibuat sedemikian rupa supaya menjadi “gereja sungguhan.” Bahkan para mahasiswa teologi, calon-calon gembala sudah memimpikan dan mulai menggambar sebuah bangunan gedung “gereja” yang megah sebagai bukti iman mereka, Lalu mulai menggambar sebuah rumah mungil nan asri dan nyaman sebagai rumah “pastori.” Orang yang memahami gereja seperti tipe kedua ini memang agak aneh, memahami dalam pikiran bahwa gereja adalah orang2nya tetapi hatinya masih terikat pada gedung bangunan gereja.

Gereja Alkitabiah

Beberapa kali penulis mendapat cemoohan dari beberapa saudara seiman mengenai keberadaan jemaat alkitabiah yang saya gembalakan. “Gereja kok di rumah sih pak? Gereja kok di ruang tamu? Niat nggak buat gereja, kok main2 begitu? Kok design gerejanya bukan gereja? Saya sedikit tertawa geli juga menghadapi kenyataan ini, karena hampir seluruh umat Kristen beranggapan demikian. Sesungguhnya indikasi gereja pada zaman para rasul adalah di rumah2 anggota jemaat, diruang2 tamu jemaat. Membayangkan ibu Filemon pagi hari sebelum berjemaat, menyiapkan sarapan pagi untuk Filemon dengan menu ikan asin goreng dan sambal trasi, lalu rasul Paulus datang bersiap berkotbah dalam pertemuan itu, tercium bau ikan asin yang tak kunjung hilang. Suasana ini adalah gambaran umum dalam pertemuan jemaat alkitabiah, di ruang2 tamu. Lalu apakah penulis boleh bertanya balik, gereja kok di “gedung?”
Karena ruang tamu maka ditata seadanya dan selayaknya ruang tamu pada umumnya, sofanya disingkirkan sesaat, dll. Apakah mereka “niat buat gereja?” jangan ragukan kesungguhan jemaat di rumah Filemon, mereka bahkan rela mati martir. O…o…o..rupanya pemahaman gereja berpanggung, bertata ruang bak bioskop, bersound system bak “konser” musik tidak ditemukan atau tidak dilakukan oleh jemaat alkitabiah. Bait suci adalah gedung, Masjid adalah gedung, Vihara adalah gedung, Pura adalah gedung, gereja adalah kumpulan orang2 percaya yang memuji Tuhan, belajar Alkitab sama2, dll.

Seandainya…

Seandainya semua orang lahir baru mengaminkan dalam hati bahwa gereja bukanlah gedung maka tidak mungkin ada pembakaran gereja. Ketika bangunan gereja dibakar oleh orang2 muslim, coba perhatikan tayangan2 di televisi2, mereka menangis dan berteriak, “gerejaku dibakar, gerejaku dibakar?” Gereja tidak bisa dibakar dan tidak perlu dibakar, karena gereja bukan gedung bangunan yang khusus dibuat. Kalau pemahaman gereja sudah menjadi benar dan alkitabiah maka seharusnya umat muslimpun akan belajar dan bermetamorfosis dan berkata ” o yang dimaksud gereja bagi orang Kristen itu orangnya bukan bangunannya, makanya kita cari2 gedung gereja tidak ketemu2? Apakah mereka sanggup membakar gereja? Sanggup kalau gereja itu berwujud gedung bangunan. Tetapj mereka akan kesulitan membakar gereja jika pengertian gereja adalah kumpulan orang2 yang lahir baru.

Gbl. Firman Legowo

Imanuel, Allah Lahir Menjadi Manusia

Yesaya 7:14 (TB) Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan *menamakan Dia Imanuel.*

https://alkitab.app/v/f8f9fed7a81c

Fokus di kata *Imanuel*

Et vs Immanu
Beserta vs Ada Bersama

Apakah Arti Immanuel?

Banyak yang mengartikan Immanuel dalam porsi yang kurang tepat. Jika Immanuel diartikan sebagai Allah “beserta” kita, arti ini kurang tepat. Karena menurut “survey” kata beserta memiliki arti yang cakupannya lebih luas. Beserta bisa berarti penyertaan yang tanpa ada subyek di sisi obyek. Misalnya “doaku menyertaimu,” dll.

Dalam bahasa Ibrani, kata “menyertai” dengan cakupan yang lebih luas ini memiliki kata tersendiri yaitu “et,” yang artinya sudah dijelaskan di atas. Contoh kasus pada
Kejadian 21:20, Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
Kata “menyertai” pada ayat tersebut adalah “et” yang berarti penyertaan Allah tetapi tanpa Allah sendiri berada secara fisik di samping anak itu.

Sementara…
Kata “Immanuel” artinya Allah secara fisik ada bersama manusia. Atau Allah menjelma menjadi manusia dan secara real menginjakkan bumi untuk bersama manusia. Itulah arti Imanuel.

Immanuel berasal dari kata “immanu” dan “el”
Arti immanu sendiri adalah ada bersama (dalam wujud fisik). Untuk menguatkan arti immanu, saya akan mengutip Kejadian 24:25

Lagi kata gadis itu: “Baik jerami, baik makanan unta banyak pada kami, tempat bermalampun ada.”
Pada ayat ini, immanu digunakan untuk menunjukkan bahwa jerami dan makanan unta “ada bersama” gadis itu secara fisik.

Jadi Immanuel adalah Allah yang secara fisik bersama manusia.
Tuhan Yesus adalah Allah yang secara fisik menjadi manusia.

Dinubuatkan dalam Yesaya 7:14, Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel

Digenapi dalam *[[Mat 1:23/ITB]]*6 “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan6 melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka7 akan menamakan Dia Imanuel” –yang berarti:7 Allah menyertai kita.

*Immanuel Adalah Nama, Bukan Sebutan*

*Tidak ada seorangpun nama tokoh pada PL yang bernama Immanuel.* Ada beberapa kalangan yang meyakini Immanuel adalah sebutan bagi salah satu raja pada zaman Yesaya. Keyakinan ini “menabrak” arti nama dan mengubah menjadi sebutan.
Kata “semo” dalam bahasa Ibrani sama dengan “onoma” dalam bahasa Yunani yang berarti nama. Dan nama Immanuel hanya diberikan pada Tuhan Yesus, sebab Dia adalah Allah yang secara fisik menjadi manusia dan ada bersama manusia.

Tidak Terbantahkan, Allah Bisa Menjadi Manusia

Maka nama Immanuel yang digenapi pada diri Tuhan Yesus tidak terbantahkan bahwa Allah bisa menjadi manusia secara fisik.
Konsep ini diajarkan sebagai langkah Allah menebus dosa umat manusia. Menanggung dosa umat manusia.

Gbl. Firman Legowo
Allah bisa menjadi manusia.

KERAJAAN SERIBU TAHUN

KERAJAAN SERIBU TAHUN

 

Akan Terjadi di Bumi dan Diperintah Oleh Mesias

I Tawarikh 17:12-15, Dialah yang akan mendirikan rumah bagi-Ku dan Aku akan mengokohkan tahtanya untuk selama-lamanya.  Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kuhilangkan dari padanya seperti yang Kuhilangkan dari pada orang yang mendahului engkau. Dan Aku akan menegakkan dia dalam rumah-Ku dan dalam kerajaan-Ku untuk selama-lamanya dan takhtanya akan kokoh untuk selama-lamanya.” Tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada Daud.

 

Jelas janji Allah tersebut di atas ditujukan kepada Daud dan keturunannya yang bersifat jasmaniah. Ayat tersebut tidak perlu dikiaskan menjadi “gereja” atau “umat pilihan.” Karena dengan jelas dan literal Daud memahami bahwa janji itu diperuntukkan baginya dan keturunannya, Allah akan menegakkan tahta Daud selama-lamanya.

Janji Allah terbukti secara rinci bahwa ternyata yang dimaksud keturunan Daud yang akan memerintah selama-lamanya adalah Yesus Kristus. Secara ajaib menelusuri daftar keturunan Tuhan Yesus Kristus dari Maria (Lukas 3:23-38) mengambil garis keturunan Natan (anak Daud dari Batsyeba). Seperti kita ketahui bahwa Daud memperoleh 4 anak laki-laki dari kandungan Batsyeba, yaitu; Simea, Sobab, Natan dan Salomo (I Taw. 3:5). Hal ini berhubungan erat dengan nubuatan tentang dinasti keturunan Salomo yang hanya sampai pada Konya atau Yoyakhin bin Yoyakhim yang digantikan oleh Zedekia bin Yosia (paman Yoyakhin, (Yer. 22:28-30) (Yer. 37:1). Sementara klaim keturunan pewaris tahta pada Yesus Kristus dapat ditelusuri dalam daftar silsilah Yusuf yang berasal dari keturunan Salomo (Mat. 1:2-16).

Pandangan Amilenialisme (pandangan yang menentang akan ada Kerajaan Seribu Tahun di bumi yang dipimpin langsung oleh Mesias sebagai keturunan Daud). Mereka berkeyakinan bahwa tahta Daud disamakan dengan tahta Allah di sorga. Pandangan ini gagal memahami segala bentuk penggenapan nubuatan yang mengarah pada akan berlangsungnya kerajaan Mesias keturunan Daud selama Seribu Tahun di bumi.

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini, Yesaya 9:5-6.

 

Kita harus menerima fakta harfiah bahwa konteks ayat tersebut di atas menunjuk pada Tuhan Yesus Kristus yang akan memulihkan kerajaan Israel. Jelas “tahta Daud” yang dimaksudkan adalah tahta di bumi yaitu Kerajaan Seribu Tahun. Tahta yang termaktub dalam Doa Bapa Kami “datanglah kerajaanMu, di bumi seperti di sorga” (Matius 6:10). Peneguhan atas pemulihan kerajaan Daud diucapkan oleh malaikatNya kepada Maria ketika ia akan mengandung bayi Yesus. Lukas 1:30-33,

 

Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.  Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

 

Jelas janji pemulihan kerajaan Daud yang dipimpin oleh Mesias yang diucapkan oleh malaikatNya, berwujud fisik, “tahta Daud, bapa leluhurNya.” Sehingga terpilihnya Maria untuk mengandung bayi Yesus dari Roh Kudus beralasan Maria adalah keturunan Daud secara jasmani.

 

Kaum Amilenialisme mengkaitkan zaman ini sebagai pemulihan “kerajaan Israel,” mereka berpendapat bahwa Kerajaan Seribu Tahun bisa saja sudah terjadi secara “kiasan” pada zaman ini. Bahwa gerakan “Zionis” dan pembentukan negara Israel adalah bukti penggenapan pemulihan Israel tanpa harus secara harafiah meyakini adanya fisik Kerajaan Seribu Tahun di bumi.

 

Jika melihat berbagai ayat nubuatan yang sudah diuraikan di atas maka pemulihan kerajaan Israel memiliki kriteria mutlak yaitu dipimpin oleh Mesias.

 

Yeremia 23:5-8 Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN–keadilan kita.

 

Pastilah yang dimaksud sebagai “Tunas adil bagi Daud” bukanlah Simon Perez atau Benyamin Netanyahu. Mesiaslah yang dimaksud ayat ini, menduduki tahta Daud memerintah dengan adil dan bijaksana sebagai Raja. Dapat mempersatukan Yehuda (kerajaan yang berjumlah dua suku) dan Israel (kerajaan yang berjumlah sepuluh suku). Julukan Sang Raja adalah TUHAN, keadilan kita. Maka kerajaan Israel yang dipulihkan, yaitu Kerajaan Seribu Tahun belum terjadi dan pasti akan terjadi secara fisik di bumi ini, dimana Tuhan Yesus adalah Raja yang bertahta di kerajaan itu.

 

 

Sebelumnya Bangsa Israel Akan Mengalami Kesusahan Besar

 

Yeremia 30:7-9, Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya. Maka pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mematahkan kuk dari tengkuk mereka dan memutuskan tali-tali pengikat mereka, dan mereka tidak akan mengabdi lagi kepada orang-orang asing. Mereka akan mengabdi kepada TUHAN, Allah mereka, dan kepada Daud, raja mereka, yang akan Kubangkitkan bagi mereka.

Bahwa pemulihan kerajaan Israel akan didahului dengan “kesusahan Yakub.” Masa Kesusahan Besar yang akan dialami oleh bangsa Israel selama tujuh tahun yang rinciannya dinubuatkan oleh Daniel (Daniel 9:24-27). Setelah itu, barulah memasuki Kerajaan Seribu Tahun yang dipimpin oleh Mesias. Masa Kesusahan Besar yang akan dialami oleh bangsa Israel adalah “suatu waktu kesesakan yang besar seperti yang belum pernah terjadi pada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu” Daniel 12:1. Kesusahan pada masa itu akan jauh melebihi penganiayaan yang dilakukan oleh kaisar Nero, Hitler, dll.

 

Kaum Amilenialisme gagal memahami Kesusahan Yakub yang akan berlangsung selama tujuh tahun ini. Secara harfiah Daniel menguraikan nubuatnya dalam tujuh puluh kali tujuh masa. Terbagi dalam tujuh kali tujuh masa dan enam puluh dua kali tujuh masa, lalu Mesias disalib. Setelah itu bangsa Israel akan memasuki masa Kesusahan Besar atau Kesusahan Yakub selama satu kali tujuh masa.

 

 

Masa Sekarang Adalah Masa Jemaat

 

Namun ternyata, akibat penolakan Israel kepada Mesias maka keselamatan dialihkan kepada bangsa-bangsa lain (Matius 11:13, Efesus 3:8). Penggenapan adanya “masa jemaat” sebelum masa “Kesusahan Yakub” dinyatakan dengan jelas oleh Paulus bahwa hal itu adalah “musterion/misteri” yang tersembunyi dalam Allah selama berabad-abad. Artinya Daniel pun tidak diperlihatkan misteri ini (Efesus 3:9-10). Dalam masa jemaat adalah kesempatan bangsa-bangsa menerima Injil Keselamatan sebab masa ini akan berakhir “sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk” (Roma 11:25). Itulah sebabnya di dalam I Tesalonika 4:16-17 setiap pribadi yang bertobat pada masa jemaat ini akan diangkat sewaktu-waktu sebagai tanda diakhirinya masa jemaat dan Allah akan berurusan kembali dengan bangsa Israel selama satu kali tujuh masa sebagai penggenapan akan nubuatan Daniel.  Dan setelah genap tujuh puluh kali tujuh masa, barulah memasuki Kerajaan Seribu Tahun yang dipimpin oleh Mesias.

 

 

Mesias Akan Naik Tahta Pada Kerajaan Seribu Tahun

 

Sesaat sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, murid-muridNya bertanya; “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Kis. 1:6. Tentu maksud para muridNya adalah Tuhan Yesuslah yang akan menjadi Raja bagi Israel sebagai penggenapan nubuatan-nubuatan para nabi perihal pemulihan tahta Daud. Sesungguhnya ini akan terjadi pada masa Kerajaan Seribu Tahun. Atau dengan kata lain, murid-muridNya bertanya “kapan” Tuhan Yesus naik tahta Daud dan memulihkan kerajaan Israel. Tuhan Yesus menjawab bahwa mereka tidak perlu mengetahui masa dan waktu pemulihan kerajaan itu (ayat 7). Kerajaan Seribu Tahun dimana Mesias keturunan Daud akan naik tahta dan memimpin dengan adil dan bijaksana secara fisik sangat diyakini oleh para pengikutNya. Bahkan dalam suatu peristiwa, ibu dari anak-anak Zebedeus, (Yohanes dan Yakobus) mengerti betul bahwa kerajaan Mesias secara fisik dan harfiah akan terjadi sehingga beliau meminta anak-anaknya diberi kedudukan pada pemerintahanNya kelak, Matius 20:20-23.

 

Secara khusus Yesaya menubuatkan tentang kerajaan Israel yang dipulihkan, Yesaya 11:1-12:6;

  • Dipimpin oleh “tunas yang keluar dari tunggul Isai” yaitu Tuhan Yesus Kristus
  • Memerintah dengan kejujuran, kebenaran dan kesetiaan
  • Membunuh orang fasik dengan nafas mulutNya
  • Serigala akan tinggal bersama domba
  • Macan tutul akan berbaring di samping kambing
  • Lembu dan beruang makan rumput bersama
  • Tidak ada yang berbuat jahat atau berlaku busuk
  • Menghimpun Israel yang terserak.
  • Mengeringkan teluk Mesir
  • Membelah sungai Efrat menjadi tujuh bagian
  • Jalan Raya dibangun untuk umat Israel kembali

 

Secara rinci Yehezkiel menubuatkan tentang bangunan Bait Suci pada Kerajaan Seribu Tahun, Yehezkiel pasal 40 sampai pasal 43.

 

Mikha 4:1-5:3, seakan meneguhkan berdirinya Bait Suci pada Kerajaan Seribu Tahun

  • Bangsa-bangsa akan berduyun-duyun mengunjungi Bait Suci.
  • Sang Raja berasal dari Betlehem Efrata

 

Zakharia 14:8-10, menubuatkan adanya perubahan fisik pada wilayah sekitar Yerusalem.

  • Akan ada sungai yang hulunya dari Yerusalem
  • Mesias akan menjadi Raja seluruh bumi
  • Seluruh negeri akan berubah menjadi subur seperti Araba-Yordan

 

Rasul Yohanes menubuatkan dalam kitab Wahyu apa yang akan terjadi pada masa Kerajaan Seribu Tahun

  • Iblis diikat selama seribu tahun
  • Orang-orang percaya yang mati martir pada masa Kesusahan Besar akan dibangkitkan dan ikut memerintah bersama Tuhan Yesus.

 

(Gbl. Firman Legowo, http://www.gbia-filadelfia.org)

Berdoa Yang Benar

“…Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,”Efesus 6:18
Dari ayat ini menunjukkan bahwa berdoa adalah suatu kegiatan yang tidak bisa diabaikan di dalam kehidupan orang-orang Kristen yang telah lahir baru. Kata “προσευχομενο / proseukomeno” berasal dari kata “προσευχομαι / proseukomai” di dalam cuplikan ayat tersebut cukup menjelaskan kepada kita tentang definisi berdoa dilihat dari sudut pandang Alkitab. Proseukomai adalah gabungan kata dari προσ / pros dan ευχομαι / eukomai. Sedangkan akar kata dari eukomai adalah euke yang dapat diartikan sebagai a wish (sebuah kehendak, kemauan, keinginan atau hasrat) Yakobus 5:15, a vow (sebuah janji) Kisah 21:23.The Concise Oxford Dictionary mendefinisikan berdoa sebagai “make devout supplication to God or to object of worship” (melakukan permohonan dengan ketaatan / ketulusan hati kepada Allah atau kepada obyek yang disembah). Dari uraian tersebut. secara alkitabiah definisi berdoa adalah memohonkan sesuatu kehendak dengan ketulusan hati kepada Allah dan berjanji dengan ketaatan iman.

Berdoa Dengan Tulus Hati

“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.”Mazmur 145:18

Di dalam bahasa Ibrani, kata yang dipakai untuk “kesetiaan” adaIah “emeth“. “Emeth” lebih tepat diartikan sebagai benar / jujur / sesungguhnya. Permohonan yang benar / jujur / sesungguhnya sangat ditentukan oleh unsur ketulusan hati. Ketika seseorang memohonkan sesuatu kepada Allah, harapannya adalah doanya terkabul. Tetapi terkadang seseorang memohonkan kehendak dengan tidak disertai ketulusan hati.

Seorang saudara pernah datang kepada saya dan mengatakan bahwa berdoa satu jam atau dua jam adalah waktu yang singkat baginya, karena ia sering melakukannya berjam-jam dalam satu hari. Berdoa kepada Allah tidaklah dinilai dari lamanya waktu melainkan dari ketulusan hati. Ketulusan hati adalah hal yang mendasar dan tidak boleh terlupakan. Dengan ketulusan hati doa yang kita panjatkan kepada Allah tidak akan berlawanan dengan kehendakNya, juga tidak akan berlawanan dengan hati nurani kita sendiri.

Maksud dari doa yang melawan kehendak Allah dan hati nurani adalah meminta sesuatu untuk memuaskan keinginan sendiri yang berakibat pada merosotnya pertumbuhan imannya dan terhambatnya pelayanan terhadap Tuhan. Berdoa berjam-jam tidak akan berarti apabila tidak disertai dengan ketulusan hati, sebaliknya doa yang singkat tetapi disertai dengan ketulusan hati sangat berkenan kepada Allah.

praying_hands_over_bible

Berjanji Dengan Ketaatan Iman

Hal lain yang tidak boleh terlupakan di dalam berdoa adalah berjanji dengan ketaatan iman. Seringkali saya menyaksikan seorang saudara yang melalaikan janji-janjinya kepada Allah. Ketika sedang ditimpa masalah ia datang kepada Allah dengan derai air mata, ia mengumbar janji-janji; “Kalau masalah ini berlalu aku akan melayani Tuhan full timer, kalau Tuhan menolong masalah ekonomi keluargaku aku akan mengembalikannya sepuluh persen untuk pekerjaan Tuhan, kalau Tuhan…aku akan…” Dan ketika Tuhan memberi sedikit saja kelegaan kepadanya dengan berbagai macam dalih dan alasan ia melupakan janji-janji yang pernah diucapkan di dalam doanya.

Berjanji dengan ketaatan iman mutlak diperlukan di dalam berdoa, sehingga ketika Tuhan mengabulkan doanya maka ia akan berusaha memenuhi janji tersebut dengan ketaatan iman yang dimilikinya. Allah yang mahatahu pasti mengetahui kesungguhan seseorang di dalam berdoa, Ia juga mengetahui bahwa orang tersebut pasti akan melaksanakan janji-janji yang pernah diucapkan dengan penuh ketaatan iman. Allah tidak pernah salah menilai seseorang. Ia akan mempercayakan segala sesuatu kepada orang yang layak untuk dipercaya, yaitu orang yang meminta kepadaNya dengan ketulusan hati dan berjanji dengan ketaatan iman.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketika berdoa kita tidak boleh melupakan dua unsur penting, yaitu: Memohon dengan ketulusan hati dan berjanji dengan ketaatan iman.

Pengertian Yang Salah Tentang Berdoa

Berdoa Bukanlah Berpantun

“Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur!…”
Ayub 6:25Saya teringat kejadian beberapa tahun yang lalu, saat itu saya bertandang ke rumah seorang saudara yang baru bertobat. Suatu ketika saya melihat ada kesempatan yang baik untuk berdoa bersama, kemudian saya memintanya untuk memimpin doa. Tetapi dengan gugup ia mengucapkan satu kalimat singkat “saya tidak bisa berdoa pak!” Setelah saya telusuri rupanya ia mengaku tidak bisa mengucapkan kata-kata yang indah dan tata bahasanya juga tidak begitu baik. Pengertian seperti ini sebenarnya tidaklah alkitabiah, berdoa bukan harus dengan kata-kata yang baik dan dengan tata bahasa yang tersusun rapi layaknya orang berpantun atau berpuisi.

Di dalam pertemuan-pertemuan jemaat, tidak jarang kita menyaksikan seorang saudara yang berdoa selayaknya orang sedang berpantun, bermain-main kata sebelum sampai kepada pokok doa. Ibarat lomba ketangkasan mobil, belok ke kiri, belok ke kanan, berputar-putar, kadang berhenti sejenak kemudian tancap gas, suatu tempo gasnya diperhalus tidak lama kemudian gasnya meraung-raung hingga menimbulkan decak kagum bagi orang yang menyaksikannya. Kata-kata dipermainkan sedemikian rupa, sejenak menangis meraung-raung setelah amin seolah-olah tidak terjadi apa-apa, apakah maksud dari semua itu? Tidakkah lebih baik beberapa kalimat pendek tetapi diucapkan dengan jujur dan tulus? Mengapa masih ada saja saudara-saudara yang menyukai doa-doa yang demikian? Hanya ada dua kemungkinan jawaban:

  1. Memuliakan Allah Dengan Cara yang Salah

    “…Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.”
    Matius 6:7bKita dapat menarik pelajaran berharga dari ayat tersebut, bahwa bukan karena panjangnya kata-kata dan indahnya kalimat yang menjadi unsur terkabulnya doa. Kita harus menghindari pengertian bahwa dengan indahnya kalimat dan panjangnya kata-kata maka Allah akan menyukainya dan mengabulkan doa-doa kita. Ini adalah memuliakan Allah dengan cara yang salah. Allah tidak menganjurkan kita agar berdoa dengan kata-kata yang panjang, tetapi sebaliknya melarang praktek-praktek doa yang seperti itu. Doa yang disertai dengan ketulusan hati dan ketaatan iman adalah unsur terpenting dan terutama di dalam berdoa.

  2. Mencari Kemuliaan Manusia

    “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah,…”
    Matius 6:7aSaya pernah menyaksikan seorang saudara yang sedang menyampaikan firman Tuhan. Di mimbar ia mulai membuka doa yang panjang dan menggebu-gebu kemudian dilanjutkan dengan penyampaian firman Tuhan yang singkat, selanjutnya ia menutup dengan doa yang lebih panjang lagi waktunya dan lebih berapi-api daripada waktu ia berkhotbah. Sebagian hadirin yang menyaksikan hal tersebut akhirnya berdecak kagum sambil berujar “hamba Tuhan ini pandai berdoa.” Secara sadar maupun tidak sadar doa yang bertele-tele akan menimbulkan efek-efek yang tidak baik. Tidak ada istilah “pandai berdoa” di dalam kamus orang percaya. Pandai berdoa hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mencari kemulian manusia. Orang-orang yang haus akan pujian manusia, yang akhirnya melenceng jauh dari makna doa yang sesungguhnya. Inilah doa yang tidak tulus dan penuh dengan kemunafikan.

    Kata “bertele-tele” merujuk kepada kata dalam bahasa Yunani “βαττολογησητε / battologesete” yang dapat diartikan sebagai perkataan yang diulang-ulang dan sia-sia (perkataan yang seharusnya tidak perlu diucapkan). Pengulangan-pengulangan kata dan sisipan-sisipan kata yang hanya memperpanjang doa sepatutnya tidak dilakukan oleh orang-orang percaya. Suatu ketika saya berkesempatan mendengarkan seorang saudara yang berdoa dengan begitu bertele-tele. Pada kesempatan itu pula saya sempat memperhatikan dengan seksama, ada beberapa kata yang terus diulang-ulang oleh saudara tersebut. Kata “urapi,” “berkati” dan “jamahlah” lebih dari sepuluh kali disebutkan, kemudian kata “tengking” tak kalah sering disebut-sebut di dalam doanya. Kenyataan yang terjadi adalah bukan hanya satu atau dua saudara saja yang menyukai doa-doa yang demikian, melainkan sudah dijadikan sebagai hal yang umum dan biasa. Alangkah lebih baik apabila kita berdoa, tidak menirukan cara orang-orang yang belum bertobat yang menyukai doa yang bertele-tele.

    Akhirnya secara jujur harus kita akui bahwa doa yang bertele-tele hanya bertujuan untuk menyukakan telinga manusia, mencari pujian manusia atau lebih tepatnya mencari kemuliaan manusia.

Nafiri Yang Terakhir

Nafiri atau sangkala adalah alat musik tiup terbuat dari tanduk binatang atau lebih dikenal sebagai terompet. Biasanya dipergunakan umtuk mengiringi puji-pujian maupun sebagai “penanda” dimulainya peperangan 1Kor 14:8.

Belakangan dunia dihebohkan oleh terdengarnya bunyi nafiri atau sangkala “Allah” di langit sebagian negara-negara di Eropa sampai Australia. Agar kita tidak mudah terombang-ambingkan dengan berbagai kesalahan menafsirkan fenomena yang terjadi belakangan ini maka berikut adalah fakta alkitabiah tentang bunyi sangkakala.

NAFIRI TERAKHIR BERBUNYI HANYA SATU KALI

Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah
1Kor 15:52

Cuplikan ayat berikut “τη εσχατη σαλπιγγι σαλπισει / (te eskate salpingi salpisei)” berarti nafiri terakhir hanya berbunyi satu kali, kata “salpisei” dalam bentuk orang ketiga tunggal menjelaskan secara detail bahwa satu sangkakala terakhir akan mengeluarkan bunyi yang hanya sekali dan dahsyat bunyinya, lihat Mat 24:31, bunyinya tidak berkali-kali dan tidak berulang-ulang, bandingkan dengan fenomena yang bunyi yang terjadi baru-baru ini.

NAFIRI INI ADALAH MILIK ALLAH

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan
1Tes 4:16-17

Kata “σαλπιγγι θεου / (salpingi theou)” bentuk case pada kata tersebut adalah genitive atau menerangkan milik. Jika dipadukan maka nafiri atau sangkakala terakhir ini adalah nafiri milik Allah.

PENIUP NAFIRI ADALAH ALLAH SENDIRI

Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.
Mat 24:31

Memperhatikan ayat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa Allah sendiri meniup sangkakala yang mengeluarkan bunyi yang dahsyat untuk memberi tanda agar para malaikatNya keluar dan membawa orang-orang percaya. Tampaknya sangkalala ini berbeda dengan tujuh sangkakala yang ditiup oleh para malaikat.

SANGKAKALA DITIUP SEBAGAI TANDA ORANG-ORANG PERCAYA DIANGKAT PADA MASA PENGANGKATAN

Dalam 1Tes 4:16-17 tertulis tentang kronologi pengangkatan orang-orang percaya menyongsong Tuhan di angkasa. Dan kehebohan akan terjadi pada saat itu di bumi, yang digambarkan dengan “jika ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan, kalau ada dua perempuan memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan” Mat 24:40-41

KESIMPULAN

  1. Fenomena yang terjadi baru-baru ini bukanlah Sangkakala Terakhir Allah karena tidak didengar oleh orang-orang percaya di seluruh dunia.
  2. Karena tidak ada fakta terangkatnya orang-orang percaya maka jelas fenomena tersebut tidak berhubungan dengan Sangkakala Terakhir Allah.

Sekalipun demikian, Kita sebagai orang-orang yang telah lahir baru dianjurkan tetap waspada dan berjaga-jaga menyongsong hari tersebut dengan terus hidup melayaniNya hingga Tuhan datang menjemput kita, Maranatha.

Perceraian Dalam Rumah Tangga Kristen??

Kasus Perceraian yang sering kali terjadi dalam keluarga “Kristen” adalah suatu bukti bahwa sekalipun beragama Kristen tetapi belum tentu Percaya Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pasangan yang terdiri dari orang yang telah lahir baru TIDAK MUNGKIN bercerai kecuali maut yang memisahkan. Demikian sebaliknya…lebih lanjut simak Penjelasan di Video nya

Gbl Firman Legowo-Alkitab Salah Satu Firman Tuhan??

Dasar/Pondasi Kekristenan Harus Kokoh,Pondasi Keselamatan Adalah KRISTUS.
Pondasi AJARAN KRISTUS Adalah ALKITAB,Alkitab Adalah Satu-satunya FIRMAN ALLAH.
Alkitab di ILHAMKAN ALLAH (2 Tim. 3:15) Alkitab di PELIHARA ALLAH (Mat. 24:35, Mat. 5:18)
Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? Mazmur 11:3

Gbl Firman Legowo-Yesus Adalah Allah

Yesus Kristus adalah Firman Allah yang Hidup. Ia Adalah Allah. Ketika seorang pengikutnya berkata, “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami”, Yesus menjawab, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.”Lihat video nya biar jelas..

Bolehkah Wanita Menjadi Gembala

Bolehkah Wanita menjadi Gembala Jemaat? Wanita boleh menjadi Gembala Jemaat HANYA jika MEREKA secara terang-terangan MENENTANG PENGAJARAN ALKITAB. Tuhan Yesus sendiri tidak pernah mentahbiskan rasul wanita. Semua rasul Yesus adalah Pria. Standar untuk Gembala diterapkan dengan ketat pada Pria. Hanya Pria yang dapat menjadi “suami dari satu istri” dan “memerintah rumah tangganya dengan baik”(Baca: I Tim 3:2,4. Titus 1:6),. FIRMAN TUHAN INI JANGAN DI BOLAK-BALIK BUNYI-NYA “Hanya Wanita yang dapat menjadi “Istri dari satu Suami” dan “memerintah rumah tangganya dengan baik”

Apakah Pengajaran Alkitab Berlaku Untuk Semua Gereja Di Segala Abad?

Gbl Firman Legowo-Kesaksian Naik Turun Neraka Surga

Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa orang-orang yang telah mengaminkan penebusan Kristus akan terlepas dari hukuman Allah dan masuk sorga kekekalan dan menjadi “warga kerajaan sorga.”
Permasalahan muncul ketika banyak “oknum” menafsirkan sorga tanpa dasar dan pengertian yang alkitabiah..
Simak Video nya lebih jelas

Gbl Firman Legowo-Jumat Agung

“Alkitab tidak berkata secara langsung menyatakan bahwa Yesus disalibkan dan mati pada hari Jumat. Alkitab berkata bahwa Yesus disalibkan pada “hari sebelum Sabat”…
Sekarang Alkitab tidak biarkan kita berspekulasi dalam hal sabat yang mana yang dimaksudkan dalam kejadian ini…adalah bukan hari sebelum sabat mingguan, (yaitu hari Jumat), tetapi itu adalah hari sebelum sabat Paskah, yang datang tahun itu pada hari Kamis..Simak Video nya

Mujizat Masih Ada

“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh. Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya,
Markus 16:17-20Merujuk pada ayat diatas, cukup banyak pengajaran kekristenan yang membenarkan, bila tanda-tanda berikut menyertai orang percaya :

  1. Dapat mengusir setan.
  2. Dapat berbicara dengan bahasa yang baru.
  3. Memegang ular atau meminum racun maut tidak akan celaka.
  4. Meletakkan tangan pada orang sakit maka akan menyembuhkannya.

Biasanya hal ini mereka klaim sebagai kuasa membuat mujizat, kuasa penyembuhan, punya kuasa Illahi. Namun kami akan mengkritisinya berdasarkan kebenaran Firman Tuhan yang ditulis dalam bahasa aslinya (Yunani).

Kalau kita tengok kembali Ayat di atas terutama pada ayat 20, berbunyi:
Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

εκεινοι δε εξελθοντες εκηρυξαν πανταχου του κυριου συνεργουντος και τον λογον βεβαιουντος δια των επακολουθουντων σημειων αμην

τον / ton = itu
λογον / logon = firman
βεβαιουντος / bebaiountos = sedang meneguhkan
δια / dia = melalui
τον / ton = itu
επακολουθουντων / epakolouthounton = sedang mengikuti
σημειων / semeion = tanda-tanda

Jadi bila diartikan secara literal akan berbunyi demikian:
…Sedang meneguhkan firman itu melalui tanda-tanda yang sedang menyertai (firman itu).

Menarik disimak bahwa ternyata kata bebaiountos dan epakolouthounton memiliki bentuk present active participle yang artinya merujuk pada tindakan aktif kontemporer atau tindakan aktif sezaman/ sewaktu/ setempo.
Zaman apa yang dimaksud? Tentu Zaman di mana firman Tuhan atau Alkitab belum TEGUH atau belum selesai ditulis. Setelah Alkitab selesai ditulis dan firman Tuhan SUDAH TEGUH maka KUASA-KUASA yang disebutkan di atas sudah dapat dipastikan BUKAN BERASAL DARI TUHAN.

APAKAH ALLAH MASIH MENDATANGKAN MUJIZAT?

Tentu saja Allah masih mendatangkan MUJIZAT tetapi tidak mengKUASAkan kepada seseorang. Allah dapat menurunkan mujizat secara langsung. Jadi tidak ada seorangpun yang berhak mengklaim punya KUASA PENYEMBUHAN, PUNYA KUASA ILLAHI, dll.Kesimpulannya:
Kami sangat percaya mujizat, namun tidak kepada seseorang yang mempunyai kuasa membuat mujizat. Dan mujizat yang sangat luar biasa dari Allah saat ini adalah Injil, karena Injil telah banyak menyelamatkan jiwa-jiwa. Roma 1:16

GAP THEORY TIDAK ALKITABIAH

GAP THEORY & BUMI BERPUTAR PADA POROSNYA TIDAK ALKITABIAH

Beresith bara Elohim et ha-shaMayim we-et ha Eretz
Pada mulanya Allah menciptakan dua langit itu dan bumi itu, Kejadian 1:1
We-ha-erets hayetah tohu wa-wohu we-choshech al-penei tenom we-Ruakh Elohim merachefet al Penei ham-Mayim.
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Kejadian 1:2)
Wai-yomer Elohim ye-hi or wayehi or.
Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Kejadian 1:3

1. Kata “bara” adalah menciptakan/mewujudkan dari tidak ada, menjadi ada, menjadi sebuah wujud. Dalam kasus “Qal” kata “bara” dipergunakan untuk Allah, artinya siapapun tidak akan sanggup “menciptakan” sesuatu dari tidak ada menjadi ada selain Allah, hal ini diperkuat dengan kasus “Hiphil” dimana penyebab pencipitaan adalah Allah.

Sementara kata ”asah” memiliki arti “membuat” secara umum. Kej. 6:22, “melaksanakan” Kej. 7:5, “melakukan” Kej. 21:1.

Jadi kata “asah” adalah kata umum dan bermakna lebih luas, sementara kata “bara” dalam bentuk kata causative lebih spesifik pada kasus cipta-mencipta,
contoh: Ingatlah apa umur hidup itu, betapa sia-sia Kauciptakan semua anak manusia! Mazmur 89:47. Jadi ketika Alkitab menggunakan kata “bara” maka lebih tertuju pada urusan cipta-mencipta, sementara ketika mengunakan kata”asah” bermakna “melaksanakan, melakukan, dll.

2. Apakah terjadi GAP/jeda antara Kej. 1:1-2 dengan Kej. 1:3?
Kaum INJILI tidak kuasa menahan gempuran para ilmuwan “kira-kira.” Yang hanya berani “memperkirakan” umur bumi berusia jutaan tahun. Dengan dalil bahwa terdapat JEDA jutaan tahun pada masa antara Kej. 1:1-2 dengan Kej. 1:3, SEKALIPUN kaum INJILI sudah merasakan titik “aman” karena telah berhasil BERKOMPROMI dengan para ilmuwan “kira-kira” tetap saja kompromi adalah tindakan yang tidak alkitabiah.

Alkitab akan membuktikan bahwa umur bumi hanya 6000an tahun, dan sanggup membuktikan bahwa GAP THEORY/Teori JEDA tidak alkitabiah.

a. Perlu diperhatikan kata “tohu wa-wohu” dalam kasus “Niphal” bumi sudah DICIPTAKAN TETAPI belum jadi, kosong, belum sempurna, without form, hal ini diperkuat dengan kata “hayetah” yang adalah bentuk “Paal, Niphal”/ pasif lampau dari kata “hayah”. Karena bentuk “Niphal” maka BUKAN “MENJADI TIDAK BERBENTUK” melainkan “TELAH DIJADIKAN dalam keadaan tiada berbentuk.
b. Perlu diperhatikan pada Kej. 1:2 kata “ha-erets”/ bumi itu, tidak diikuti lagi oleh kata “ha-shamayim”/langit itu. Artinya langit sudah “berwujud” atau memiliki ruang yang sempurna sekalipun benda-benda penerang BELUM diciptakan. (akan dijelaskan lebih lanjut di point berikutnya).
c. Perlu diperhatikan kata “we-Ruakh Elohim merachefet” dan/maka Roh Allah melayang-layang. Kata “merachefet” dalam kasus “Piel” berarti “mengitari” atau “melayang mengitari” BUKAN melayang-layang TANPA TUJUAN dan TANPA ARAH, kata ini terdapat juga pada Ulangan 32:11 dimana dikatakan bahwa burung rajawali “terbang mengitari”/ flutters di atas anak-anaknya.
d. Perlu diperhatikan kata “we”/dan, pada “we-chosekh”/ maka gelap gulita, dan “we-Ruakh”/ Roh…, dalam versi LAI, we diterjemahkan dengan kata “DAN.” Dalam hal ini kata “DAN” sangat tepat karena merujuk pada KRONOLOGI WAKTU yang BERSAMAAN dan DALAM SATU KEJADIAN.
e. Perlu diperhatikan kata imperative “ye-hi” berakar kata “hayah” menjadi, yang diterjemahkan oleh Dr. Strong sebagai “EXIST.” JADI tidak ADA PENCIPTAAN TERANG, tetapi TERANG itu “Exist” karena keberadaan Ruakh Elohim/ Roh Allah.

3. KESIMPULAN ALKITABIAH
1. Tidak ada GAP antara Kej. 1:1-2 dengan Kej. 1:3 karena terjadi dalam satu kronologi kejadian “itulah hari Pertama.” Sehingga teori umur bumi yang jutaan tahun jelas tidak alkitabiah
2. Bumi Tidak pernah berputar pada porosnya, tidak memutari matahari, karena pada Kejadian 1:2 yang bergerak mengitari adalah Roh Allah yang mana ke-exist-an terang itu dipandang baik, sehingga gerakan Roh Allah inilah yang menimbulkan siklus terang dan gelap dalam SATU HARI “itulah hari PERTAMA”

Bagi SIAPAPUN JUGA yang sanggup membuktikan secara ALKITABIAH bahwa BUMI BERPUTAR DAN BERGERAK MENGELILINGI MATAHARI, maka anda sudah sanggup membuat saya pribadi “BERTOBAT,”
SEBALIKNYA…
Jika ternyata TIDAK SATUPUN yang sanggup membantah ajaran alkitabiah tentang BUMI TIDAK MENGELILINGI MATAHARI, maka ketika ajaran alkitabiah dikumandangkan “itulah bukti aku mengasihi kamu dan kamu mengasihi aku.

Jika Cara Berpakaian “SETAN” Lebih Sopan dari Cara Berpakain Wanita Kristen…

Jika Cara Berpakaian “SETAN” Lebih Sopan dari Cara Berpakain Wanita Kristen…

Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, I Petrus 3:3

 

Pakaian yang Indah-indah, merujuk pada Text Yunani merupakan penggabungan kata dari “Imation” (pakaian) dan “kosmos”(dunia). Kata “kosmos” /dunia/duniawi, sangat memperjelas bagaimana layaknya seorang wanita Kristen alkitabiah berpakaian. “Kosmos” merujuk pada keduniawian atau trend mode yang mayoritas wanita menyukainya. Inilah batasan bagaimana cara wanita Kristen alkitabiah berpakaian, dimana tidak diperkenankan mengenakan pakaian yang trend mode-nya hanya memuaskan selera duniawi semata. Ketika ketidak-patutan, ketidak-sopanan, terpancar dari cara berpakaian wanita Kristen, maka muncul pertanyaan “INIKAH PARA WANITA PENGHUNI SORGA?”

Sekalipun kita tidak percaya adanya “kuntilanak” tetapi paling tidak kita bisa merenung dan memperhatikan “acting” mereka di layar televisi terutama cara mereka berpakaian, terlihat sopan dengan paha dan lengan yang tertutup.

JIKA CARA BERPAKAIAN

SORGA KEKEKALAN TIDAK BERSUSUN SEPERTI KUE LAPIS LEGIT

Sorga Kekekalan Bukan Bertingkat Seperti Kue Lapis Legit

Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa orang-orang yang telah mengaminkan penebusan Kristus akan terlepas dari hukuman Allah dan masuk sorga kekekalan dan menjadi “warga kerajaan sorga.”

Permasalahan muncul ketika banyak “oknum” menafsirkan sorga tanpa dasar dan pengertian yang alkitabiah.

1.       Sorga kekekalan tidak bertingkat seperti kue lapis legit atau selayaknya gedung bertingkat.

          Jika karena alasan “timbangan” perbuatan, membuat si “A” di sorga tingkat satu dan si “B” ditingkat  tiga, maka seharusnyalah neraka juga harus bertingkat, karena tingkat kejahatan manusia berbeda2

2.       Apalagi ada “oknum” yang mengklaim telah naik ke sorga tingkat tujuh bahkan oknum “YP” mengklaim diri pernah diangkat ke sorga tingkat kesembilan adalah klaim yang sah-sah saja namun dapat dipastikan tidak alkitabiah.

Ketika berbicara tentang sorga, maka Alkitab merujuk pada lokasi atau tempat yang letaknya di atas sana. Atau sering disebut sebagai langit atau langit2

1.       Indikasi langit yang diciptakan tertulis dalam Kejadian 1:1  “beresith bara elohim et hasamayim” pada mulanya Allah menciptakan  “dua” langit itu…”

          Perhatikan akhiran “ayim” pada kata “samayim.” Merujuk pada kasus “jamak berjumlah dua” bedakan dengan akhiran “iyim” yang merujuk pada kasus jamak berjumlah “tiga atau lebih.

          Samayim yang diciptakan Allah akan dilenyapkan karena tidak bersifat kekal. Terdiri dari langit di bawah atmosfer dan langit di atas atmosfer yang disebut dalam bahasa Ibrani “raqia” atau cakrawala.

2.       Indikasi langit ke tiga adalah sorga kekekalan, tempat tahta Allah dan malaikat-malaikatnya serta orang-orang yang telah lahir baru.

          Dalam II Korintus 12:2 rasul Paulus diangkat ke sorga kekekalan tempat tahta Allah dan para malaikat

3.       Mengapa sorga kekekalan tidak bertingkat-tingkat?

          Kata “τριτου ουρανου/ tritou ouranou” atau “sorga yang ketiga kalinya”

Merujuk pada kasus “attributive position”

 kata sifat + kata benda (kata benda jika tidak disertai artikel ho, he, to, dll)

dalam hal ini “tritou” (kata sifat, tunggal, genetive) + “ouranou” (kata benda, tunggal, genetive) berarti “SORGA YANG KETIGA KALINYA”

Kalau “tiga” yang dimaksud adalah “tingkat bersusun tiga” maka seharusnya tertulis “triton” (genetive jamak) karena tertulis kata “tritou” maka artinya bukan “tiga” melainkan “tiga kali”kata “tritou” ini digunakan juga di dalam Matius 26:44

          Jadi Rasul Paulus diangkat ke sorga fase ketiga/ sorga yang ketiga-kalinya, yaitu fase kekekalan.

·         Fase pertama, sebelum hingga kematian Kristus di kayu salib, ditandai dengan bangkitnya orang-orang kudus sesaat setelah ucapan “sudah selesai” dari Kristus.

·         Fase kedua, masa kematian Kristus di kayu salib hingga berakhirnya kerajaan 1000 tahun

·         Fase ketiga, sorga kekekalan, sorga

sorga bertingkat tiga

BUMI TIDAK MENGELILINGI MATAHARI (geosentris alkitabiah)

BUMI TIDAK MENGELILINGI MATAHARI

 

Sadarkah anda, bila benar bumi berputar mengelilingi matahari? Bumi sudah diciptakan pada hari pertama, sementara matahari baru diciptakan pada hari keempat? Sungguh janggal kejadian ini? Pada hari pertama hingga hari ketiga bumi mengitari apa? Apakah Alkitab Salah? Ataukah Tuhan tidak mahatahu, seolah-olah kepandaianNya dikalahkan oleh para ilmuwan yang menolak kebenaran Alkitab dengan pendapat mereka bahwa bumi mengelilingi matahari?

 

Alkitab berkata bahwa bumi tidak mengelilingi matahari, tapi sebaliknya mataharilah yang mengelilingi bumi.

 

Kasus di dalam Kejadian 1:1-2, Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

 

Terindikasi bumi tidak berputar pada porosnya dan tidak berotasi mengelilingi matahari, sebab matahari belum diciptakan pada hari pertama. Justru gerakan terang Roh Allah melayang-layang mengitari dan menyinari bumi hingga terjadinya petang dan pagi. Setelah hari keempat, Allah menciptakan matahari untuk menggantikan gerakan Allah.

 

Jadi bumi tidak berputar mengelilingi matahari dulu, kini, hingga musnahnya bumi. Betapa kebenaran Alkitab telah dinodai dengan pengajaran yang di’teorikan’ oleh para ilmuwan penentang Alkitab.

 

2 Kor. 13:8 Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran.

 

MATAHARI MENGELLINGI BUMI (geosentris alkitabiah)

Matahari BEREDAR MENGELILINGI Bumi

Mazmur 19:6

 *ITB* (19-7) Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.

*KJV* His going forth is from the end of the heaven, and his circuit unto the ends of it: and there is nothing hid from the heat thereof.

** וְהוּא כְּחָתָן יֹצֵא מֵחֻפָּתֹו יָשִׂישׂ כְּגִבֹּור לָרוּץ אֹֽרַח׃

TUHAN Maha Mengetahui, memberikan pengetahuanNya kepada umatNya dengan mutlak benar dan tiada salah.

Melalui ayat ini, Tuhan ingin supaya umatNya percaya bahwa Matahari berputar mengelilingi bumi, bukan bumi mengelilingi matahari.

Kata Ibrani ‘motsa’ berarti bergerak terbit, dalam versi KJV diterjemahkan ‘going.’ Bukanlah kata kiasan apabila Tuhan Sang Pencipta berkata ‘Matahari Terbit’ artinya mataharilah yang bergerak terbit bukan bumi yang bergerak untuk ‘mencari siang’ dan bergerak membelakangi matahari supaya ada malam.

Kata Ibrani ‘tequfah’ berarti putaran/gerakan berputar, dalam versi KJV

diterjemahkan ‘circuit,’ LAI menterjemahkan BEREDAR, Tuhan maha tahu dan maha benar, ketika Ia berfirman bahwa matahari beredar berputar mengelilingi bumi maka perputaran matahari mengelilingi bumi dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan.

*[[Mazmur 119:43]]* Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.

BUMI TIDAK BEROTASI (geosentris alkitabiah)

BUMI DIAM TAK BEROTASI

 

Serangan terhadap Alkitab sangat bervariasi dan terjadi di segala lini. Menyerang kebenaran Alkitab sama artinya dengan menyerang Tuhan. Tidak mempercayai kebenaran Alkitab sama dengan tidak mempercayai Tuhan.

 

Geosentris adalah teori kebenaran yang Tuhan ajarkan kepada umatNya melalui Alkitab. Secara nyata dan sesungguhnya bumi tidak berputar pada porosnya dan tidak berotasi mengelilingi matahari. Sungguh miris kondisi ilmu pengetahuan dan keimanan di Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh teori evolusi dan teori Big Bang yang meracuni dunia pendidikan anak cucu orang-orang percaya.

 

Pada kesimpulan hati nurani mereka akhirnya berkata bahwa Alkitab penuh kesalahan karena melawan Ilmu pengetahuan. Lambat laun kecintaan pada Alkitab menjadi berkurang itu artinya kecintaan pada Tuhan pun berkurang.

 

Saat ini Tuhan sedang mencari para ilmuwan yang mengasihi Tuhan dan kebenaran Alkitab. Yang berani berkata bahwa bumi diam tak berputar.

 

Mazmur 93:1

 

*ITB* TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang

 

*ITL* Bahwa Tuhan yang memegang perintah, dan Iapun berpakaikan kemuliaan, ia itulah perhiasan Tuhan, dan kuasa itulah mengikat pinggangnya. Maka bumi ini telah tetap, tiada ia akan bergoncang.

 

*KJV* The LORD reigneth, he is clothed with majesty; the LORD is clothed with strength, wherewith he hath girded himself: the world also is stablished, that it cannot be moved.

 

 

 

** יְהוָה מָלָךְ גֵּאוּת לָבֵשׁ לָבֵשׁ יְהוָה עֹז הִתְאַזָּר אַף־תִּכֹּון תֵּבֵל בַּל־תִּמֹּֽוט׃

 

Kata ‘kun’ dlm bahasa ibrani tegak, tidak miring seperti anggapan ilmuwan tanda kutip. Sementara kata ‘mo’ dalam bahasa Ibrani, gerak. Ayat tersebut di atas ingin memberitahukan kita bahwa bumi TEGAK dan TIDAK BERGERAK, tidak berputar pada porosnya dan tidak berotasi mengelilingi matahari

Sorga Bertingkat Tiga

1. Sorga hanya bertingkat tiga, jadi barangsiapa mengklaim diri pernah naik ke sorga tingkat lima, tujuh, sembilan, dll dapat dipastikan tidak alkitabiah
2. Sorga tingkat ketiga dihuni oleh orang-orang yang telah lahir baru, yang mengaminkan penebusan dan penggantian hukuman Kristus.
3. Sorga tidak bertingkat-tingkat seperti gedung bertingkat, tempat rasul Paulus, para martir, dan siapapun yang telah lahir baru adalah sama, hanya “mahkota” yang membedakan
4. Sekalipun manusia yang masih hidup belum pernah ke sorga, tetapi Alkitab telah menyatakannya.
5. Kaum geosentris alkitabiah dapat menyingkap rahasia yang agung ini.
1. Sorga hanya bertingkat tiga, jadi barangsiapa mengklaim diri pernah naik ke sorga tingkat lima, tujuh, sembilan, dll dapat dipastikan tidak alkitabiah
2. Sorga tingkat ketiga dihuni oleh orang-orang yang telah lahir baru, yang mengaminkan penebusan dan penggantian hukuman Kristus.
3. Sorga tidak bertingkat-tingkat seperti gedung bertingkat, tempat rasul Paulus, para martir, dan siapapun yang telah lahir baru adalah sama, hanya "mahkota" yang membedakan
4. Sekalipun manusia yang masih hidup belum pernah ke sorga, tetapi Alkitab telah menyatakannya.
5. Kaum geosentris alkitabiah dapat menyingkap rahasia yang agung ini.

PENYIMPANGAN DI DALAM GEREJA KATOLIK (Part I)

PENYIMPANGAN DI DALAM GEREJA KATOLIK (Part I)
Oleh alkitabiah

Salam sejahtera,

Hal tentang pemberian gelar Santo dan Santa oleh gereja Katolik adalah bentuk menyimpangnya GRK (Gereja Roma Katolik) dari ajaran alkitabiah.

Gelar santo dan santa diberikan oleh mereka kepada seseorang berdasarkan pada penilaian manusia, bersifat subyektif dan tidak alkitabiah.
1. Penilaian manusia: pemberian gelar santo dan santa ditentukan oleh GRK kepada seseorang sesuai dengan yang GRK mau/inginkan/kehendaki.
2. Bersifat subyektif: Kriteria pemberian gelar dibuat oleh GRK tidak bersifat obyektif, tetapi bersifat subyektif, karena landasannya adalah dogma buatan mereka sendiri yang jauh dari kebenaran Alkitab
3. Tidak Alkitabiah: Karena menyimpang dari ajaran Alkitab maka dapat dipastikan bahwa pemberian gelar santo dan santa oleh GRK di dasarkan pada tradisi paganisme

PERTAMA, kata santo/ santa (latin), hagio/ hagia (yunani), qadosy/ qadosyah (ibrani), qudus/ qudusyatun (arab), santo/santa di dalam ALKITAB diberikan kepada SETIAP ORANG PERCAYA bukan orang-orang tertentu dari orang-orang percaya. Kalau kita renungkan dengan baik ayat-ayat berikut ini, I Korintus 1:2, Efesus 1:1, Filipi 1:1, Roma 1:7, 16:15, kata hagiois/ orang-orang kudus di dalam ayat-ayat tersebut ditujukan kepada orang-orang yang percaya yaitu kepada saya dan anda yang telah bertobat dan percaya kepada Kristus. Keistimewaan SETIAP orang-orang yang telah bertobat adalah memiliki:
1. Posisi kudus/ santo/ hagio/ qadosy/ qudush
2. Hati kudus Yehezkiel 36:26-27
3. Karakter yang terus dibangun I Yohanes 2:6
Jadi sangat tidak alkitabiah apabila gelar santo-santa diberikan kepada SEBAGIAN/ ORANG-ORANG TERTENTU SAJA dari orang-orang percaya. Anda sebagai orang Katolik tidak disebut santo dan santa karena anda bukan bagian dari “orang-orang tertentu” tersebut.

KEDUA, pemberian gelar santo dan santa oleh GRK hanya diberikan kepada “orang-orang tertentu” yang sudah meninggal. Inipun tidak memiliki dasar yang alkiktabiah. Padahal kalau kita renungkan kembali ayat-ayat tersebut di atas, maka gelar “orang-orang kudus” ditujukan kepada orang-orang yang masih hidup.

KETIGA, penyimpangan yang mengarah kepada doktrin paganisme diterapkan oleh GRK. Di mana santo dan santa versi GRK dijadikan oleh mereka sebagai “PELINDUNG GEREJA.” Biasanya ditandai dengan prosesi menaruh potongan tulang atau rambut “sang santo pelindung” di dalam gereja. Inipun tidak alkitabiah

GBU

Persamaan Dukun Ponari dan Gerakan Karismatik

“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh. Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya, Markus 16:17-20

 

Saat ini marak terjadi salah tafsir yang berujung pada kesesatan-kesesatan. Kita semua sangat memaklumi terjadinya fenomena DUKUN PONARI yang belakangan ini ramai dikunjungi pasien yang ingin disembuhkan olehnya. Dukun Ponari tidak melandaskan tidakannya pada Alkitab, wajar dia berbuat demikian karena Dukun Ponari tidak memiliki rambu-rambu dari Allah yaitu ALKITAB. NAMUN yang sangat menyedihkan adalah fenomena inipun muncul di dalam gereja yang bahkan kemunculannya jauh sebelum DUKUN PONARI muncul. Padahal kita sudah memiliki rambu-rambu dari Tuhan yaitu ALKITAB. Jadi kesamaan DUKUN PONARI dan gerakan karismatik adalah sama-sama tidak mentaati rambu-rambu dari Allah yaitu ALKITAB. Bedanya hanya, Dukun Ponari tidak mengetahui ada rambu-rambu sedangkan Gerakan Karismatik sudah mengetahui ada rambu-rambu tetapi sengaja dilanggar.

 

Berikut ini patut direnungkan:

Kalau kita tengok kembali Ayat di atas terutama pada ayat 20, berbunyi ton (itu) logon (firman) bebaiountos (sedang meneguhkan) dia (melalui) ton (itu) epakolouthounton (sedang mengikuti) semeion (tanda-tanda). Yang bila diartikan secara literal berbunyi demikian …Sedang meneguhkan firman itu melalui tanda-tanda yang sedang menyertai (firman itu). Menarik disimak bahwa ternyata kata bebaiountos dan epakolouthounton memiliki bentuk present active participle yang artinya merujuk pada tindakan aktif kontemporer atau tindakan aktif sezaman/ sewaktu/ setempo.

Zaman apa yang dimaksud? Tentu Zaman di mana firman Tuhan atau Alkitab belum TEGUH atau belum selesai ditulis. Setelah Alkitab selesai ditulis dan firman Tuhan SUDAH TEGUH maka KUASA-KUASA yang disebutkan di atas sudah dapat dipastikan BUKAN BERASAL DARI TUHAN.

APAKAH ALLAH MASIH MENDATANGKAN MUJIZAT? MASIH, Allah masih mendatangkan MUJIZAT tetapi tidak mengKUASAkan kepada seseorang. Allah dapat menurunkan mujizat secara langsung. Jadi tidak ada seorangpun yang berhak mengklaim punya KUASA PENYEMBUHAN, PUNYA KUASA ILLAHI, dll. Alkitabiahnya, KUASA itu bukan berasal dari TUHAN.

 

Alkitab Adalah Satu-satunya Firman Allah

Sempurna Berarti Lengkap

“Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap,” I Korintus 13:8-10.

Saya akan memberi perhatian khusus pada kata “sempurna.” “Sempurna” di dalam ayat tersebut adalah “teleion” berbentuk kata SIFAT, nominative netral. Bukan “teleios” yang berbetuk kata adverb atau kata keterangan. Apa perbedaan dari kedua kata ini. Kata SIFAT “teleion” berarti merujuk pada kesempurnaan atau kelengkapan “yang bersifat” misalnya, hukum, peraturan, tata tertib, dll. Sedangkan Kata keterangan/ adverb pada teleios merujuk pada keterangan waktu  dan tempat.

 Banyak kalangan yang menafsirkan yang sempurna adalah kedatangan Tuhan Yesus yang kdua kali. Sehingga mereka melegalkan wahyu-wahyu liar di luar Alkitab dan mengklaim bahwa wahyu tersebut berasal dari Tuhan. Saya ingin mengkoreksi pandangan tersebut. Bahwa kata “sempurna” di dalam ayat tersebut TIDAK berbentuk kata keterangan (adverb)  “teleios” melainkan berbentuk kata SIFAT ‘teleion. Sehingga TIDAK BISA diartikan sebagai kedatangan Tuhan Kedua Kali karena hal tersebutmerujuk pada kata keterangan.  

Oleh karena bentuk katanya adalah kata SIFAT nominative netral “teleion” maka sempurna yang dimaksud adalah LENGKAP yang merujuk pada “hukum yang lengkap.” Apakah hukum yang sempurna/ lengkap itu? Jawabannya adalah ALKITAB.

 Dan setelah yang sempurna/ lengkap/ teleion tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Apakah yang tidak sempurna itu? Yang tidak sempurna adalah yang berhubungan dengan pewahyuan /apokalupsis. Karena WAHYU TUHAN sudah sempurna yaitu ALKITAB dari Kejadian 1:1 sampai Wahyu 22:21 selesai ditulis maka Tuhan sudah tidak mendatangkan Wahyu tambahan lagi.

 Alkitab Tidak Boleh Ditambahi Dengan Wahyu Lain

Alkitab adalah wahyu Tuhan yang sempurna/ lengkap, sehingga TUHAN sudah tidak menurunkan lagi wahyuNya baik TULISAN maupun LISAN Apakah Kitab-kitab agama lain Firman Allah? Jawabannya BUKAN Firman Allah, karena di luar Alkitab, tidak ada Firman Allah tertulis.

 Demikian juga dengan kasus seseorang yang dapat berbicara langsung dengan Tuhan, Mendapat penglihatan dari Tuhan, Bahasa Roh, Nubuat, dll, Itu semua BUKAN DARI TUHAN. Karena setelah Wahyu 22:21 selesai ditulis Tuhan sudah tidak menurunkan wahyuNya, baik wahyu lisan (spoken word) maupun wahyu tertulis (written word).

 Bagaimana dengan rhema? Rhema adalah perkataan Tuhan, merujuk pada kesempurnaan wahyu Tuhan yaitu Alkitab, maka TUHAN sudah tidak mendatangkan lagi rhema.

 Apabila kita ingin mendapatkan pengajaran yang bersifat devosional maupun doktrinal tidak perlu cari-cari wahyu lain di luar Alkitab, cukup dengan + Doa Tiap Hari* Baca Kitab Suci + Kalau Mau Tumbuh._

 Kita tidak perlu mencari extra biblical authority (wahyu di luar Alkitab) karena dapat dipastikan yang berperan bukan lagi TUHAN.

 Menurut anda?

 GBU.

 Posisi alkitabiah, berhati alkitabiah, berpikir alkitabiah.

Penyimpangan Melalui Ibadah Pelepasan

Ditampilkan dalam blog Indonesia, blog gratis, dengan lampiran buku murah dan buku gratis. Diedit oleh orang-orang yang mencintai ajaran Kristen yang alkitabiah. Kami mengundang anda para penulis yang merindukan karyanya dibagikan secara gratis maupun ingin menjualnya dengan semurah mungkin silahkan iklankan di blog ini.

Artikel ini dirangkum dari buku Gbl. Firman Legowo yang berjudul Ibadah Pelepasan. Di mana di dalamnya dapat dirangkum sebagai berikut:

Konsep yang Tidak Alkitabiah

Pada prakteknya, ajaran tentang ibadah pelepasan sangat bertentang dengan doktrin keselamatan yang alkitabiah. Manifestasi-manifestasi yang berlebihan diperagakan dengan tidak me,perhatikan kaidah yang alkitabiah. Dan mayoritas yang mengikuti ibadah pelepasan adalah orang Kristen itu sendiri. Yang dilepaskan dan yang berperan sebagai si penengking sama-sama orang Kristen. Lalu di mana letak ketidak-alkitabiah-an dari ajaran ini? Orang Kristen masih perlu dilepaskan! Inilah letak kesalahan dalam memahami konsep doktri keselamatan. Bagaimana mungkin orang Kristen yang sudah lahir baru, masih ada iblis di dalamnya? Bagaimana mungkin Roh Kudus yang adalah Allah berdiam bersama-sama di dalam diri orang Kristen yang telah lahir baru? Saya tidak dapat membayangkan efek kesesatan yang sudah, sedang dan akan terjadi pada kekristenan apabila ajaran tentang ibadah pelepasan tidak diluruskan. Efek negatif yang terjadi adalah adanya arus ribuan manusia yang mendatangi Kebaktian Penyembuhan Illahi yang akhirnya bisa dilihat sekarang ini, orang-orang yang mengaminkan ajaran tersebut mengimani Tuhan Yesus dengan salah. Mereka mencari Yesus demi berkat duniawi, demi penyembuhan penyakit, demi karir, demi jodoh, dll. Mereka tidak mencari YESUS YANG MENYELAMATKAN dari dosa.

Si pemegang otoritas dalam ibadah pelepasan biasanya mengeluarkan kata-kata yang berlebihan, seperti “saya perintahkan, saya patahkan, saya tengking, dll.” Itupun diucapkan dalam kata-kata yang meninggi (dalam beberapa kasus kata-kata tersebut disertai dengan teriakan-teriakan histeris). Seolah-olah mereka mengetahui tempat persembunyian iblis di dalam diri orang “Kristen.” Bahkan di kalangan mereka, dari mulut ke mulut dipopulerkan ajaran tentang klasifikasi “keterikatan roh.” Ada yang keterikatan roh zinah, ada yang keterikatan roh rokok, ada yang keterikatan roh judi, dll. Darimana dasar alkitabiahnya? Jawabannya sebenarnya mudah saja, orang-orang yang masih berzinah, berjudi, dll, adalah orang-orang yang belum LAHIR BARU alias belum KRISTEN walaupun KTPnya Kristen.

Konsep Pelepasan yang Alkitabiah

“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih,” Kolose 1:13. Kata “melepaskan” di dalam bahasa Yunani tertulis “errusato” yang memiliki bentuk aorist passive indicative orang ketiga tunggal dari kata “ruomai.” yang artunya mengirim/ melepaskan/ membebaskan. Merujuk pada konteks ayat tersebut maka orang-orang yang percaya kepada Kristus telah dilepaskan dari kuasa kegelapan. Bentuk aorist adalah bentuk lampau/ past tense sehingga tepat sekali Lembaga Alkitab Indonesia menterjemahkannya dengan kata “telah.” Telah dilepaskan memiliki arti pelepasan terjadi pada orang Kristen yang lahir baru sekali seumur hidup, dan terjadinya pelepasan adalah pada saat mereka percaya dan bertobat serta menerima Kristus sebagai Juruselamat.

Bentuk passive voice kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia biasanya diawali dengan awalan”di” yang berarti “telah dilepaskan.” Sedangkan bentuk orang ketiga tunggal adalah kata ganti orang atau pelaku, “ia”apabila berbentuk kalimat aktif, berhubung kalimat tersebut berbentuk aktif maka ditempatkan dibelakang kata kerja menjadi “nya.” Dalam konteks ayat tersebut “errusato” berarti “telah dilepaskanNya.” Ini menjadi penting demi meluruskan konsep yang tidak alkitabiah yang terjadi pada ibadah pelepasan. Siapa yang dilepaskanNya? Setiap orang Kristen yang telah lahir baru. Siapa yang melepaskan kita? Tuhan Yesus langsung, tanpa melalui penengkingan, tanpa melalui pematahan, dll. Kapan kita dilepaskan? Ketika kita bertobat dan percaya kepada Kristus yang telah mati menggantikan hukuman yang seharusnya kita tanggung dan bangkit pada hari ketiga.

Jadi orang Kristen tidak perlu dilepaskan lagi. Oarng yang belum Kristenlah yang harus dilepaskan oleh Tuhan dengan cara bertobat dan percaya kepadaNya. Apabila kita menemukan seorang Kristen yang jatuh ke dalam perzinahan maka tuntunlah mereka kepada pertobatan, janganlah kita “berlagak” berkuasa dengan tengkingan-tengkingan yang hanya menjadi bahan ejekan iblis. Iblis tidak takut pada tengkingan tetapi yang ditakutkan iblis adalah ketika seseorang bertobat dan percaya kepada Kristus menjadi seorang Kristen yang lahir baru.

Penyesatan Melalui Bahasa Roh

Artikel ini terambil di dalam buku karangan Gbl. Firman Legowo yang berjudul Penyesatan Melalui Bahasa Roh Nubuat dan Pengetahuan. Berikut adalah cuplikannya yang terambil mulai dari halaman 12.

Arti dari Bahasa Lidah yang alkitabiah

 

 

Kata “glossai” adalah bentuk nomonative jamak dari glossa yang artinya perkataan-perkataan lidah. LAI menterjemahkan dengan bahasa roh, yang seharusnya lebih tepat diartikan sebagai bahasa-bahsa lidah. Bahasa lidah adalah salah satu karunia yang diberikan pada jemaat mula-mula untuk membangun jemaat lokal. Ada dua model bahasa lidah yang terjadi di dalam Alkitab,

1. Bahasa yang bisa dimengerti olah manusia

.

 

” Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain…” KPR 2:4. “Heterais glossais” dapat diartikan sebagai bahasa (manusia) lainnya. Tadinya tidak bisa bahasa Mandarin atau bahasa Perancis tetapi pada saat itu juga mereka dapat berbicara dalam bahasa-bahasa tersebut tanpa kursus bahasa terlebih dahulu.

2. Bahasa yang tidak dimengerti oleh orang lain

 

 

” Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia” I Korintus 14:2. “Lalon glosse” berkata-kata dalam bahasa lidah berbeda dengan “bahasa-bahasa lain” yang terjadi pada hari Pentakosta. Bahasa ini bukanlah bentuk bahasa komunikasi antar manusia. Mereka yang dikaruniakan bahasa lidah tidak berkata-kata kepada manusia tetapi kepada Allah. Ciri dari bahasa ini adalah tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya. “Oudeis gar akouei berarti tidak ada seorangpun yang mendengar akan mengerti, yang mengerti hanya Tuhan dan DIRINYA SENDIRI. Bahasa tersebut dikaruniakan Tuhan untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia dan pribadi antar seseorang kepada Tuhan.

Bahasa lidah yang terjadi saat ini

 

 

Setidaknya ada tiga hal yang membedakan antara bahasa lidah yang terjadi pada jemaat mula-mula (bahasa lidah yang alkitabiah) dan bahasa lidah yang terjadi pada saat ini (bahasa lidah yang tidak alkitabiah).

1. Kesurupan

 

 

Fakta yang ditemukan dari bahasa lidah masa kini adalah fenomena kesurupan. Manifestasi-manifestasi yang bersifat aneh dan mengerikan terjadi (jatuh telentang, mengucapkan kata-kata aneh yang diulang-ulang, lidah terasa kelu, muka memerah terasa menahan gejolak di dada, dalam beberapa kasus ada yang sampai muntah-muntah, dll). Tidak ditemukan manifestasi tersebut di dalam Alkitab. Manifestasi tersebut dapat ditemukan pada rituil ibadah para penyembah berhala, seperti atraksi kuda lumping, debus, tari Liong pada perayaan cap gomeh, dll.

Fakta yang juga tidak kalah penting tentang bahasa roh saat ini tidak alkitabiah dan berasal dari iblis adalah karena setiap orang yang dapat berbahasa roh saat ini sebenarnya sedang KESURUPAN. Bahasa lidah pada zaman para rasul, cirinya adalah yang tahu artinya hanya dua oknum yaitu, dirinya sendiri dan Allah, itu artinya terjadi dengan penuh kesadaran tanpa disertai manifestasi-menifestasi. Tetapi bahasa lidah yang terjadi saat ini layak disebut KESURUPAN karena DIRINYA SENDIRI juga tidak tahu artinya.

2. Kalimat yang diulang-ulang

 

 

“Sikiraba-raba, dididada-dididada, sililaba-laba silalama sande.” dan masih banyak inovasi kata yang tidak variatif terdengar pada saat orang berbahsa roh. COBA RENUNGKAN adakah yang dapat menjamin bahwa bahasa tersebut juga diucapkan oleh jemaat mula-mula ketika mereka berbahasa lidah? Tetapi saya dapat menjamin bahwa kata-kata tersebut sering diucapkan oleh suhu/ mentor/ pawang pemuja berhala.

 
Berakhirnya Bahasa Lidah

 

 

Kata “gossai pausontai” di dalam I Korintus 13:13 menarik untuk dipelajari. Pausontai adalah bentuk orang ketiga jamak future middle deponent indicative. Middle indicative adalah bentuk kata yang subjek dan objeknya sama, contoh: saya (subjek) melukai diri saya sendiri (objek). Artinya bahasa lidah yang terjadi di dalam Alkitab telah berhenti dengan sendirinya ketika pewahyuan yang telah sempurna tiba. Bahasa lidah dikaruniakan Tuhan kepada jemaat mula-mula karena proses pewahyuan Alkitab belum sempurna, tetapi setelah proses pewahyuan Alkitab sempurna dari Kejadian 1:1 sampai wahyu 22:21 maka bahasa lidah yang alkitabiah telah berhenti dengan sendirinya.

Kesimpulan

 

 

Jadi darimanakah datangnya bahasa roh saat ini? Jawabannya hanya ada dua

1. Dari diri sendiri, atau dengan bahasa lain dibuat-buat/ karangan sendiri.

2. Dari iblis, ada banyak orang yang mendapatkan bahasa roh tidak dengan dibuat-buat atau dikarang-karang. Tetapi sumbernya dari iblis, karena bahasa roh yang alkitabiah telah berhenti dengan sendirinya ketika proses pewahyuan Alkitab telah sempurna.

Penyesatan Melalui Minyak Urapan

Artikel ini dicuplik dari buku yang ditulis oleh Gbl. Firman Legowo yang berjudul Surat Terbuka Demi Menegakkan Kebenaran Alkitab. Dengan beraninya beliau menelanjangi orang-orang yang menurut beliau, menyimpang dari kebenaran Alkitab. Salah satu judul babnya adalah Penyesatan Melalui Minyak Urapan. Dengan singkat, padat dan jelas beliau menjelaskan bahwa konsep minyak urapan yang telah dipraktekkan oleh beberapa gereja yang menganut paham gerakan kharismatik adalah sesat. Minyak urapan tidak ubahnya seperti praktek perdukunan dengan mengatasnamakan kekristenan. Berikut ini adalah tulisan yang dikutip dari buku Gbl. Firman Legowo dimulai dari halaman 24.

Konsep Minyak Urapan di dalam Perjanjian Baru

“…Datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan” Matius 26:7. Seorang perempuan pernah datang kepada Yesus dan mengurapiNya dengan Minyak Urapan “sungguhan.” Mengapa Tuhan Yesus tidak menolak ketika Dia diurapi dengan minyak wangi yang mahal? Karena Tuhan ingin membuktikan bahwa diriNya adalah seorang Mesias yang layak menerima Minyak Urapan. Minyak Urapan yang “beredar” adalah minyak urapan palsu yang berbeda dengan Minyak yang dituangkan di kepala Tuhan Yesus pada saat itu. Di sisi lain Maria pernah menggunakan minyak narwastu murni untuk mengolesi khaki Tuhan Yesus ketika Ia berkunjung ke Betania (Yohanes 12:2). Siapakah lagi di dalam Perjanjian Baru yang menerima Minyak Urapan? Tidak Ada seorangpun, selain Tuhan Yesus. Baik Rasul-rasul maupun orang-orang percaya pada saat itu tidak berhak menerima Minyak Urapan karena mereka bukanlah Mesias, sehingga mereka tidak boleh menerima minyak urapan.

Konsep Minyak Urapan yang Terjadi Saat Ini

Konsep pengurapan dengan media “minyak urapan” yang terjadi di beberapa gereja yang beraliran kharismatik saat ini sarat dengan kesalahan, tidak alkitabiah dan cenderung menyesatkan. Setidaknya terdapat empat kesalahan mendasar:

1. Konsepnya, tidak alkitabiah

Pada zaman Perjanjian Baru minyak urapan diterima Tuhan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia adalah Mesias/ Yang Diurapi. Sedangkan konsep minyak urapan pada saat ini bertujuan untuk memulihkan kondisi perekonomian seseorang yang sedang “morat-marit,” membebaskan seseorang dari “kutuk” pisau operasi, menyembuhkan berbagai macam penyakit, agar mendapatkan jodoh, agar usaha/ bisnis seseorang lancar, dll. Konsep ini tidak alkitabiah dan meyesatkan karena konsep perdukunan masuk ke dalam gereja.

2. Bahannya, tidak alkitabiah

Minyak Urapan yang diterima oleh Tuhan Yesus adalah minyak yang mahal harganya yang disimpan di buli-buli pualam. Tetapi minyak urapan yang ada saat ini adalah minyak kelapa sawit yang hanya disimpan dibotol plastik biasa.

3. Orang yang mengurapi, tidak alkitabiah

Orang yang mengurapi dengan minyak urapan saat ini adalah orang yang tidak mengerti tentang konsep minyak urapan yang terjadi di dalam Alkitab. Pada saat Tuhan Yesus diurapi dengan Minyak Urapan, Ia bukan dalam keadaan sakit, atau dalam keadaan ekonomi yang morat-marit, atau supaya perekonomianNya menjadi lancar, dll. Tetapi Ia adalah Mesias yang layak menerima urapan. Tetapi sekarang, dukun telah masuk ke dalam gereja dengan berkedok sebagai hamba Tuhan.

4. Orang yang menerima pengurapan, tidak alkitabiah

Siapapun orangnya saat ini, tidak berhak menerima pengurapan karena mereka bukanlah Mesias. Kalau mau rejekinya lancar, cukup berdoa kepada Tuhan sambil terus bekerja dengan giat. Kalau sedang sakit, berdoa kepada Tuhan meminta kesembuhan sambil berobat.